Langsung ke konten utama

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenceran Larutan

 PENGENCERAN LARUTAN

 (Laporan Praktikum Kimia Analitik)

  

 

Oleh

Cindy Sannia Wulandari

1614051011

Kelompok 2

 

 



 

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017



I.PENDAHULUAN

  

1.1  Latar Belakang

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi
tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya (Brady,2000).

Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Harwood, 2008). 

Salah satu kegiatan dasar yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan larutan dan pengenceran. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Sangat penting bagi mahasiswa untuk mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar dalam praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak semua mahasiwa mampu serta menguasai cara untuk membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran yang baik.  Berdasarkan hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan dan pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan mengencerkan larutan.

 

1.2  Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara pengenceran larutan

2. Untuk mengetahui cara perhitungan molaritas maupun normalitas.


II. METODOLOGI PERCOBAAN

 

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2017 pukul 08.00-10.00 WIB di Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

 

2.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah  Labu Ukur, Lemari Asam, dan Pipet Volumetrik. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah akuades,dan NaOH.


2.3 Diagram Alir

2.3.1 Pembuatan NaOH



2.3.2 Pembuatan HCl


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

 

3.1 Perhitungan

3.1.1 Perhitungan NaOH

Volume NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaOH 1 M

            V. M1  = V2 . M2          

        V1 x 1 M = 50 mL x 0,1 M

   V1            5 mL

 

3.1.2 Perhitungan HCl

Volume HCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl 1 M

            V. M1  = V2 . M2          

        V1 x 1 M = 100 mL x 0,1 M

   V1             = 10 mL


3.2 Pembahasan

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Defenisi lain dari pengenceran diartikan pencampuran homogen yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Satuan konsentrasi yang biasanya diencerkan adalah molar, normal, dan persen (Baharuddin dan Azis, 2013). Untuk meramalkan sifat larutan tidak dapat langsung dari sifat komponennya, karena dalam campuran terdapat banyak interaksi antara komponen penyusunnya. Oleh sebab itu, perlu dibuat suatu model larutan sebagai standar untuk mengungkapkan hubungan antara komposisi dengan sifat larutan. Model larutan yang banyak dipakai adalah larutan ideal (Yazid, 2005).

Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999). Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Kurniasih,2014).

Pembuatan 100 mL HCl 1M dapat dilakukan dengan cara menghitung larutan pekat yang diperlukan terlebih dahulu. Dengan mengalikan 1 M HCl dan volume larutan. Lalu 100 mL HCl dikalikan dengan volume HCl yang sudah diketahui  0,1 M dan hasil dari perkalian ini yaitu 10 mL. Masukkan larutan pekat HCl 10 mL tersebut ke dalam labu ukur hingga batas merah 50 mL. Hal ini sesuai dengan Baroroh (2004) yang menyatakan larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.

Pengenceran larutan NaOH dapat dilakukan dengan menghitung jumlah bahan kimia yang dibutukan untuk membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 50 ml. Dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Didapatkan hasil 5 mL. Setelah itu ambil NaOH sebanyak 5 mL. Bahan yang sudah diambil dimasukkan ke dalam labu ukur kemudian tambahkan aquadest hingga batas merah. Setelah itu homogenkan dengan aquades. Hal ini sesuai dengan Brady (2000) yang menyatakan pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut (aquades) agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.


                      IV. KESIMPULAN


Kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Larutan NaOH pekat yang diperlukan untuk membuat larutan NaOH 1 M 50 mL adalah 5 mL.

2. Larutan HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl 1 M 100 mL  adalah 10 mL.


DAFTAR PUSTAKA 

Baharuddin, Maswati. dan Azis, Fitria. 2013. Modul Manajemen Laboratorium

         Jurusan Kimia UIN Alauddin Makassar. Makassar.              

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung

         Mangkurat. Banjar Baru.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara.

            Bandung.

Brady, J. E. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara.

            Jakarta.

Harwood.2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press. Surabaya.

Kurniasih, Nunung. 2014. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. UIN Sunan Gunung

            Djati. Bandung.

Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisik untuk Paramedis. Andi. Yogyakarta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenalan Keakuratan Alat-Alat Gelas Laboratorium (Glassware) Sebagai Pengukur Volume Larutan Dan Teknik Penggunaan Labu Ukur Dan Buret

  PENGENALAN KEAKURATAN ALAT-ALAT GELAS LABORATORIUM (GLASSWARE) SEBAGAI PENGUKUR VOLUME LARUTAN DAN TEKNIK PENGGUNAAN LABU UKUR DAN BURET (Laporan Praktikum Kimia Analitik)   Oleh Cindy Sannia Wulandari 1614051011 Kelompok 2     LABORATORIUM PENGUJIAN MUTU HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 I. PENDAHULUAN       A.    Latar Belakang Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999).   Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik praktikan serta jiwa kerjasa

Makalah Gandum dan Sorgum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara agraris. Berbagai macam tanaman bisa tumbuh subur di tanah Indonesia . Seperti  serealia dan kacang- kacangan. Serealia merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai bahan makanan pokok masing- masing, sehingga banyak bermunculan tanaman serealia di tanah Indonesia (kadarisman,1994). Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman padi-padian/rumput-rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati. Pembudidayaan semua serealia adalah sama. Semua adalah tanaman semusim; yang berarti satu kali tanam, satu kali panen dan tumbuh baik di daerah beriklim sedang. Biji-bijian serealia terbagi menjadi 2 kelas tergantung apakah sekamnya tetap tinggal pada biji sewaktu ditumbuk. Gandum, rye dan jagung cenderung kehilangan sekamnya selama penumbukan dan merupakan kariopsis telanjang, sedangkan padi, oat, dan barley merupakan k