Langsung ke konten utama

ANALISIS TEKS AKADEMIK DARI JURNAL

Kali ini aku mau posting cara analisis teks akademik dari Jurnal.
Jurnal yang aku pilih judulnya “Hubungan antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I, Bantul."


Berikut ini adalah Analisis Teks Akademik  yang mencontohkan beberapa kalimat pembuktian ciri-ciri Teks Akademik.

     A. Teks Akademik Bersifat Sederhana

1.     Kalimat Kompleks Parataktik (konjungsi : dan, kemudian, lalu)

Prevalensi giz buruk   dan   giz kurang   pad balit Indonesi di   tahu 200 yan dinilai menggunaka indeks   Bera Bada per   Tinggi   Bada (BB/TB)   sebesar   13,6%.

Persentase  status gizi  buruk  dan gizkurang pada balita di Yogyakarta berdasarkan indeks BB/TB sebesar 9%.

Rata-rata kecukupan konsumsi energi dan protein balita di  bawah  kebutuhan  minimal padtahun  2010 di  wilayah  Indonesia  sebesar  24,7% untuk energi dan  18,4% untuk protein.

Sampel  yang  diambil  93 orang ibu yang memiliki anak balita, kemudian ditetapkan kriteria inklusi (ibu yang memiliki anak usia >6 bulan sampai 5 tahun

Jumlah sampel kemudian menjadi 102 orang dan 5 diantaranya diekslusi, sehingga total sampel yang digunakan adalah 97 orang.

2.     Kalimat Simpleks

CakupaKGK di wilayah  kerja  Puskesmas  Sewon  I  adalah  sebesa47,06%.

Asupa makana diuku dengan   menggunaka foo recal 2x24   jam.

Status gizi balita sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial terdekat.

Hasil  analisis  bivariat  menunjukkan  bahwa  asupan  makanan  (energi  dan protein) berhubungan  dengan  status gizi balita.

Status  Kesadaran  Gizi  Keluarga  (KGK) termasuk  penting dalam mewujudkan status gizi yang normabagi balita.

    
    B.  Teks Akademik Padat Informasi ( [[ sematan dan [ adverbia)

Prevalensi giz buruk   da giz kurang   pad balit Indonesi di   tahu 200 [[yan dinilai menggunaka indeks   Bera Bada per   Tinggi   Bada (BB/TB)   sebesar   13,6%]].

Berdasarka lata belakang tersebut,  sementara  di  sana  belum  ada  kajian  yang  mengaitkan  hubungan  antara asupan makanan dan status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) [dengan status gizi balita]

Sampel  yang  diambil  93 orang ibu yang memiliki anak balita, kemudian ditetapkan kriteria inklusi (ibu yang memiliki anak usia >6 bulan sampai 5 tahun [[yang terdaftar di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas  Sewon]].

Statugizi  balita  diukudengan  menggunakan  indeks BB/TB [[yang diperoleh dari hasil pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)]].

Dat yan tela terkumpul   kemudia diola da dianalisi [dengan menggunakakomputer].


    C.  Teks Akademik Padat Kata Leksikal

Dat yang   telah   terkumpul   kemudian   diola dan   dianalisi dengan menggunakakomputer. Analisis data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuens dan   persentas dar setiap    variabel untuk   menjelaska a t a u mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis data bivariat dijelaskan dengan menggunakan uji Chi-Square pada α = 0,05 dan interval kepercayaan 95%, yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi proprosi.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu8. Status gizi balita sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial terdekat9. Penyebab langsung status gizi adalah makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak.

Populasi  dari  penelitian  ini  sebesar  2.791  orang.  Sampel  yang  diambil  93 orang ibu yang memiliki anak balita, kemudian ditetapkan kriteria inklusi (ibu yang memiliki anak usia >6 bulan sampai 5 tahun yang terdaftar di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas  Sewon  I  dan  bertempat  tinggal  di  wilayah  kerja  Puskesmas Sewon I) dan kriteria ekslusi (balita sakit infeksi dan balita usia 0-6 bulan). Sampel kemudian   diambi secara   cluste rando sampling dengan  jeni proporsional sampling.

Data sekunder diperoleh dari berbagai pihak terkait yang meliputi: data geografis wilayah kerja Puskesmas Sewon I Bantul Yogyakarta, data laporan kesehatan, dan data jumlah ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta.

(Ket : Kata yang dicetak tebal adalah kata struktural sementara yang tdaik dicetak tebal adalah kata leksikal).

     D.  Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Nominalisasi

Rata-rata kecukupan konsumsi energi dan protein balita di  bawah  kebutuhan  minimal padtahun  2010 di  wilayah  Indonesia  sebesar  24,7% untuk energi dan  18,4% untuk protein, sementara itu di D. I. Yogyakarta sebesar 19,8% untuk  energi dan  9,9%  untuk protein.  

Berdasarka lata belakang tersebut,  sementara  di  sana  belum  ada  kajian  yang  mengaitkan  hubungan  antara asupan makanan dan status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) dengan status gizi balita, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara asupan makanan  dan  status  Kesadaran  Gizi  Keluarga  (KGK)  dengan  statugizi  balita  di wilayah kerja Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta.

Statugizi  balita  diukudengan  menggunakan  indeks BB/TB yang diperoleh dari hasil pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB).

Dat yan tela terkumpul   kemudia diola da dianalisi dengan
menggunakakomputer. Analisis data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuens da persentas dar setiap    variabel untuk   menjelaska a t a u mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis data bivariat dijelaskan dengan menggunakan uji Chi-Square pada α = 0,05 dan interval kepercayaan 95%, yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi proprosi.

Sampel  pada  penelitian  ini  adala ibu  yang  memiliki  anak  balita   yang terdaftar  di  Posyandu  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Sewon  I,  Bantul,  Yogyakarta serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel pada penelitian ini berjumlah- lah 102 orang, 5 diantaranya diekslusi sehingga sampel menjadi 97 orang, sedang- kan populasinya berjumlah 2.791 orang.

(Ket: Kata yang bercetak tebal adalah kata yang mengalami nominalisasi)


     E.   Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui Ungkapan Inkongruen

Berdasarkan latar belakang tersebut, disana belum ada yang mengkaji kaitan hubungan asupan makanan. Begitupun juga mengkaji kaitan hubungan Status Kesadaran Gizi dengan status gizi balita.

Berdasarka lata belakang tersebut,  sementara  di  sana  belum  ada  kajian  yang  mengaitkan  hubungan  antara asupan makanan dan status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) dengan status gizi balita.

(Ket: Kata yang dicetak tebal adalah kata yang mengalami pergeseran kongruen menjadi inkongruen)


    F.   Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis

Sampel kemudian   diambi secar cluste rando samplin denga jeni proporsional sampling.  Dalam ilmu eksak artinya teknik mengambil sampel dengan cara perbandingan, sementara menurut bahasa artinya program yang dapat disusun secara rapi sehingga masalahnya dapat ditangani segera.

Persentas dar setiap    variabel untuk   menjelaska a t a u mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam penelitian ilmu Biologi variabel artinya peubah dalam penelitian sehingga sebaiknya diperhatikan, sementara bidang ilmu matematika variabel artinya huruf yang bersanding dengan konstanta atau angka.


    G.  Teks Akademik Bersifat Taksonomik dan Abstrak

1.     Taksonomik
Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada balita Indonesia di tahun 2010 berdasarkan indeks BB/TB sebesar 13,3%.

Program   Pembanguna Nasiona (Propenas da Indonesi Seha 201 yang menetapka bahw 80%   keluarga   menjadi   Kadarzi 

Jenis    penelitian    ini    adalah    observasional    analitik    dengan    rancangan penelitian  cross  sectional.  

Hasil  analisi univariat  memperlihatkan  bahwa  mayoritas  asupan  makanan (energ dan  protein)  anak  balita  yan terdaftar   di  Posyandu  di  wilaya kerja Puskesmas  Sewon  I,  Bantul,  Yogyakarta.

2.     Abstrak

Masalah gizi di Indonesia pada tahun 2003 adalah sebanyak 28,17% balita mengalami gangguan gizi kurang dan 8,55% diantaranya adalah gizi buruk .

Berdasarka lata belakang tersebut,  sementara  di  sana  belum  ada  kajian  yang  mengaitkan  hubungan  antara asupan makanan dan status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) dengan status gizi balita.

Status gizi balita sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial terdekat.

 Penyebab langsung status gizi adalah makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak.


    H.  Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora

Prevalensi giz buruk   da giz kurang   pad balit Indonesi di   tahu 200 [[yan dinilai menggunaka indeks   Bera Bada per   Tinggi   Bada (BB/TB)   sebesar   13,6%]].

Berdasarka lata belakang tersebut,  sementara  di  sana  belum  ada  kajian  yang  mengaitkan  hubungan  antara asupan makanan dan status Kesadaran Gizi Keluarga (KGK) [dengan status gizi balita]

Sampel  yang  diambil  93 orang ibu yang memiliki anak balita, kemudian ditetapkan kriteria inklusi (ibu yang memiliki anak usia >6 bulan sampai 5 tahun [[yang terdaftar di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas  Sewon]].

Statugizi  balita  diukudengan  menggunakan  indeks BB/TB [[yang diperoleh dari hasil pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)]].

Dat yan tela terkumpul   kemudia diola da dianalisi [dengan menggunakakomputer].

    
     I.      Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif

1.     Proses Relasional Identifikatif
Masalah gizi di Indonesia pada tahun 2003 adalah sebanyak 28,17% balita mengalami gangguan gizi kurang dan 8,55% diantaranya adalah gizi buruk .

Jenis    penelitian    ini    adalah    observasional    analitik    dengan    rancangan penelitian  cross  sectional.  

Sampel  pada  penelitian  ini  adalah   ibu  yang  memiliki  anak  balita   yang terdaftadi  Posyandu  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Sewon  I,  Bantul,  Yogyakarta serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

Kemungkinan untuk mendapatkan status gizi tidak normal dapat dilihat dari nilai RP, hasil output memperlihatkan RP = 2,872 (95% CI = 2,028  - 4,068), artinya balita  yang   mendapatkan  asupan  makanan  (energi kurang.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

2.     Proses Relasional Atributif
Puskesmas Sewon  I  merupakan  salah  satu dari  2Puskesmas yang  addi Ka- bupaten Bantul yang terletak di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Ban- tul 

Balita memiliki status gizi normal berdasarkan indeks  berat  badan  (BB)    menurut  tinggbadan  (TB)  atau  BB/TB,  yaitu  58  balita (59,8%).

(Ket: Kata bercetak tebal menunjukkan kata Relasional Identifikatif atau Atributif)


      J.    Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat Indikatif-Deklaratif

Relatif kecilnya jumlah kalimat Indikatif-Deklaratif pada sebuah teks akademik menyebabkan tidak semua teks akademik mengandung kalimat tersebut termasuk pada jurnal ini.

    
     K. Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok Persoalan, bukan Pelaku; dan Akibatnya, Teks Akademik Menjadi Objektif, bukan Subjektif

Sampel  yang  diambil  93 orang ibu yang memiliki anak balita, kemudian ditetapkan kriteria inklusi (ibu yang memiliki anak usia >6 bulan sampai 5 tahun yang terdaftar di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas  Sewon  I.

Sampel kemudia diambil   secar cluste rando samplin denga jeni proporsional sampling.

Kekurangan  sampediantisipasi  dengan  penambahan  10%  dari  jumlah sampel yang ada.

Jumlah sampel kemudian menjadi 102 orang dan 5 diantaranya diekslusi, sehingga total sampel yang digunakan adalah 97 orang.

Asupa makana diukur   dengan   menggunaka foo recal 2x24   jam.

     
     L.   Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Minor

Teks Akademik ini tidak mengandung kalimat minor sehingga merupakan teks akademik yang baik.

M.Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal

Teks Akademik ini tidak mengandung kalimat takgramatikal (tak efektif) sehingga merupakan teks akademik yang baik.

N. Teks Akademik Tergolong ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional

Teks Akademik ini tidak mengandung Genre Fiksional melainkan Genre Faktual dikarenakan prosesnya dilakukan penelitian terlebih dahulu sehingga merupakan teks akademik yang baik.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenceran Larutan

  PENGENCERAN LARUTAN   (Laporan Praktikum Kimia Analitik)       Oleh Cindy Sannia Wulandari 1614051011 Kelompok 2       JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 I.PENDAHULUAN     1.1    Latar Belakang Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya (Brady,2000). Jika suatu larutan senyawa ki

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenalan Keakuratan Alat-Alat Gelas Laboratorium (Glassware) Sebagai Pengukur Volume Larutan Dan Teknik Penggunaan Labu Ukur Dan Buret

  PENGENALAN KEAKURATAN ALAT-ALAT GELAS LABORATORIUM (GLASSWARE) SEBAGAI PENGUKUR VOLUME LARUTAN DAN TEKNIK PENGGUNAAN LABU UKUR DAN BURET (Laporan Praktikum Kimia Analitik)   Oleh Cindy Sannia Wulandari 1614051011 Kelompok 2     LABORATORIUM PENGUJIAN MUTU HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 I. PENDAHULUAN       A.    Latar Belakang Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999).   Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik praktikan serta jiwa kerjasa

Makalah Gandum dan Sorgum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara agraris. Berbagai macam tanaman bisa tumbuh subur di tanah Indonesia . Seperti  serealia dan kacang- kacangan. Serealia merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai bahan makanan pokok masing- masing, sehingga banyak bermunculan tanaman serealia di tanah Indonesia (kadarisman,1994). Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman padi-padian/rumput-rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati. Pembudidayaan semua serealia adalah sama. Semua adalah tanaman semusim; yang berarti satu kali tanam, satu kali panen dan tumbuh baik di daerah beriklim sedang. Biji-bijian serealia terbagi menjadi 2 kelas tergantung apakah sekamnya tetap tinggal pada biji sewaktu ditumbuk. Gandum, rye dan jagung cenderung kehilangan sekamnya selama penumbukan dan merupakan kariopsis telanjang, sedangkan padi, oat, dan barley merupakan k