Langsung ke konten utama

CERPEN #1 (Politis dan Puitis)

 Politis dan Puitis (Bukan Kisah Cinta)


Semua berawal dari permasalahan negara kala itu. Persimpangan jalan itu menjadi saksi bisu ketika rasa kagum itu menghantuiku. Aku mengamatimu dari kejauhan betapa keren, hebat, dan beraninya dirimu. Kamu berdiri di atas mobil yang memimpin barisan demonstrasi itu. Sesampainya di tempat tujuan, tempat para petinggi yang katanya perwakilan rakyat. Pengeras suara itu sudah ada digenggamanmu dan saat itu juga kamu sampaikan aspirasimu. Iya benar untuk yang bertanya-tanya dialah sang orator. Dia juga yang memimpin pengkajian materi sebelum disampaikannya aspirasi. Disaat itulah pertama kali kita bertemu. Sepertinya tidak tepat menggunakan kata kita, karena aku dan kamu hanya satu lingkaran. Sebuah lingkaran kecil untuk membuat sesuatu yang besar, iya sebuah perubahan.

Aku memang tidak sekelompok denganmu tapi yakinlah aku satu barisan denganmu. Disini aku akan selalu memberikan dukungan kepadamu dan doa tentunya semoga Tuhan selalu memberikan keselamatan padamu. Pikiran liar terkadang menghampiriku. Apa kamu yang sedang berdiri disana walau sedikit saja melirik ke arahku. Deg! Aku bertanya pada diri sendiri mengapa aku jadi berharap lebih. Padahal aku hanya pengagum dari jauhmu.

Barisan pejuang ini sangat berwarna karena datang dari berbagai penjuru tempat menimba ilmu yang berbeda. Aku dan kamu tentu saja kita sama, kita berasal dari kampus yang sama. Kamu tahu aku sepertinya menyukai setiap inci dirimu. Kamu yang suka menarik lengan almamatermu dan paduan yang cocok ketika jam berwarna hitam itu ada ditanganmu. Ahh.. Kenapa aku jadi salah fokus dan jadi memandang ke arahmu. Harusnya aku tetap pada tujuanku seperti para pejuang lainnya yang meneriakkan keadilan.

Hiruk pikuk suasana disini luar biasa rasanya. Membuatku bergetar sampai ke dada. Bernyanyi khas mars mahasiswa dan teriakan hidup seorang mahasiswa yang membuncah jiwa. Diselipkan amanat rakyat, pedagang kecil, petani, dan buruh. Pernah aku bertanya-tanya mengapa tidak mereka saja yang turun ke jalan kenapa harus mahasiswa. Dan pada suatu ketika kamu yang menjawabnya. Kalau kita adalah jembatan antara rakyat dan pemerintah. Beruntung sekali bisa menjadi bagian dari barisan ini dan menjadi pengalaman tersendiri. 

Matahari sudah di atas kepala terik sekali. Sang perwakilan yang ingin sekali ditemui belum juga keluar menemui. Seperti kita yang tak pantang menyerah begitupun juga sang mentari yang tak mau kalah. Bersinar terik seterang-terangnya dan bulir keringat mulai bertumpah ruah. Kamu seperti berganti shift dan digantikan oleh temanmu untuk berada di atas mobil itu. Aku sudah terduduk lesu setelah seharian menyambut semua teriakan yang disuarakan olehmu. Saat aku sadar dari lamunanku, kamu sudah berdiri di hadapanku. Apa ini yang namanya dewi fortuna sedang berada disisiku?

"Adek sakit?" tanyamu padaku dan mengatakan mukaku pucat sekali. Sejujurnya ini pertama kali aku ikut agenda seperti ini. Kepalaku pusing, dehidrasi, dan rapatnya barisan ini membuat napasku sesak. Seketika semuanya menjadi tak terasa lagi pertanyaan dan kekhawatiran di wajahmu langsung mengalir ke pembuluh darahku dan memberi sinyal ke otak. Aku baik-baik saja jawabku tubuhku jadi serasa baik juga saat itu. Kamu memberikan botol air mineral dan diakhiri seulas senyuman. Lalu pergi meninggalkan aku yang kegirangan. Dia mengetahui aku setingkat di bawahnya dan berada di lingkaran konsolidasi kemarin. Ada fakta bahwa dia memperhatikan aku bukan?

Tibalah di puncak suatu acara pada hari ini. Semua menjadi ricuh, panas matahari terkalahkan oleh api yang berkobar. Bahkan menurutku semangat kami sudah kalah dengan api itu. Penjaga ketertiban mulai menyemprotkan senjatanya. Tenagaku sudah terkuras habis ditambah air yang mulai membasahi kami. Saat konsolidasi ditegaskan tugas laki-laki menjaga perempuan. Kamu berlari ke arahku *maaf ralat ke arah teman-teman disampingku juga. Berlari sambil membentangkan almamater untuk melindungi kami ke tempat yang lebih aman.

Hari sudah mulai sore ketika yang ditunggu-tunggu keluar juga. Sang perwakilan siap menampung apa yang kami suarakan. Apa ini artinya kami menang? Yang benar saja aku seperti merasakan pejuang tahun 1998 yang menurunkan orde baru. Tenagaku tercharge kembali, kamu yang memimpin barisan ini mulai lantang berteriak Hidup Mahasiswa.


Waktu demi waktu telah berlalu, sesekali saja aku pernah melihatmu. Kamu yang selalu beribadah tepat waktu, sampai aku hapal sendiri sebelum kumandang adzan berbunyi kamu sudah ada di masjid ini. Terkadang aku sengaja menyodorkan diri agar kamu menyapaku dengan senyumanmu itu. Karena alasan itulah aku jadi suka jam istirahat bukan karena melepas penat saja. Ya alasannya karena di waktu itu bisa melihat dirimu walau kita tak pernah saling berbicara dan hanya bertegur sapa. Aku yang sibuk dengan tugas kuliahku dan kamu yang sibuk dengan tugas akhirmu. Begitulah waktu sangat mengerikan cepat sekali berlalu.

                                                                                  ❤                        

Lelah rasanya kamu selalu ada di mimpiku bahkan di dalam lamunanku. Apa kabarmu? Hanya itu yang bisa kukatakan setelah sekian lama kita tak bertemu. Tiba di suatu waktu di kedai kopi malam itu. Aku bertemu denganmu kamu masih sama seperti dulu tetaplah seseorang yang aku suka atau cinta? Aku tidak tahu bedanya suka dan cinta. Kamu telah memanjangkan rambutmu makin terlihat lebih tampan dengan setelan kemejamu.

Kamu bercerita tentang karirmu yang luar biasa. Dimataku kamu selalu mempesona tidak peduli apapun keadaannya. Aku jadi ingat sebuah judul lagu "Luka yang Kurindu". Awalnya aku merasa aneh dengan judul itu bagaimana bisa luka dirindukan bukan. Sekarang aku tahu begini rasanya. Tepat aku yang tersenyum kepadamu. Tiba-tiba ada yang berjalan ke arahmu. Sekarang seseorang itu telah ada disampingmu. Kamu mengenalkannya sebagai calon pendamping hidupmu.

"Don't judge the book by it's cover". Maafkan aku kali ini harus membantah pepatah kata itu. Hanya dari luarnya saja aku sudah sangat tahu. Wanita ini cerdas  seperti dirimu. Wajar saja bukan Tuhan menakdirkan kalian yang memang pantas untuk bersatu. Jika ada yang penasaran bagaimana rasanya mencintai seseorang dalam waktu yang lama tetapi kita tidak boleh mencintai orang tersebut. Ya begitulah aku tahu rasanya. Aku hanya bisa bicara semoga dia bahagia dengan apapun pilihan hidupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenceran Larutan

  PENGENCERAN LARUTAN   (Laporan Praktikum Kimia Analitik)       Oleh Cindy Sannia Wulandari 1614051011 Kelompok 2       JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 I.PENDAHULUAN     1.1    Latar Belakang Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya (Brady,2000). Jika suatu larutan senyawa ki

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenalan Keakuratan Alat-Alat Gelas Laboratorium (Glassware) Sebagai Pengukur Volume Larutan Dan Teknik Penggunaan Labu Ukur Dan Buret

  PENGENALAN KEAKURATAN ALAT-ALAT GELAS LABORATORIUM (GLASSWARE) SEBAGAI PENGUKUR VOLUME LARUTAN DAN TEKNIK PENGGUNAAN LABU UKUR DAN BURET (Laporan Praktikum Kimia Analitik)   Oleh Cindy Sannia Wulandari 1614051011 Kelompok 2     LABORATORIUM PENGUJIAN MUTU HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 I. PENDAHULUAN       A.    Latar Belakang Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999).   Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik praktikan serta jiwa kerjasa

Makalah Gandum dan Sorgum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara agraris. Berbagai macam tanaman bisa tumbuh subur di tanah Indonesia . Seperti  serealia dan kacang- kacangan. Serealia merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai bahan makanan pokok masing- masing, sehingga banyak bermunculan tanaman serealia di tanah Indonesia (kadarisman,1994). Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman padi-padian/rumput-rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati. Pembudidayaan semua serealia adalah sama. Semua adalah tanaman semusim; yang berarti satu kali tanam, satu kali panen dan tumbuh baik di daerah beriklim sedang. Biji-bijian serealia terbagi menjadi 2 kelas tergantung apakah sekamnya tetap tinggal pada biji sewaktu ditumbuk. Gandum, rye dan jagung cenderung kehilangan sekamnya selama penumbukan dan merupakan kariopsis telanjang, sedangkan padi, oat, dan barley merupakan k