Langsung ke konten utama

Makalah Mata Kuliah Fisiologi Pasca Panen

                                                                     KACANG HIJAU 

(Makalah Fisiologi Pasca Panen)

 

Oleh

Cindy Sannia Wulandari (1614051011)

Annisa Rodhiyaturrizki (1614051027)

Voibe Oktafiana Uly Pardede (1654051011)

 

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

                                                                              2017




I.PENDAHULUAN

  

1.1    Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan   yang  banyak  dikonsumsi   rakyat   Indonesia,   seperti:   bubur kacang hijau dan   isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Oleh karena itu kacang hijau penting dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.Selain itu kacang hijau berperan besar sebagai bahan indutri minyak, mentega, kue, susu dan lainnya yang menggunakan kacang hijau. Manfaat  lain dari  tanaman  ini  adalah  dapat  melancarkan  buang  air  besar  dan  menambah semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan (Balitkabi, 2005).

Tanaman kacang hijau masih kurang mendapatkan perhatian meskipun mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Dibanding  dengan tanaman kacang-kacangan  yang lain, kacang  hijau  memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis, seperti: lebih tahan kekeringan,  serangan  hama  penyakit  lebih  sedikit,  dapat  dipanen  pada  umur 55 – 60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya yang  mudah.  Dengan  demikian  kacang  hijau  mempunyai  potensi  yang  tinggi untuk dikembangkan (I Made, 2000).

Produk kacang-kacangan sangat rentan terhadap jamur Aspergillus flavus. Kandungan aflatoxin pada produk kacang-kacangan rata-rata di atas 1.000 ppb, padahal yang diperbolehkan BPPOM maksimal 20 ppb (Tino , 2008). Peningkatan kandungan aflatoxin salah satunya terjadi pada saat penyimpanan di tingkat pedagang maupun retail (Balitkabi,2005). karena tidak tertutup rapat dalam jangka waktu yang relatif lama.


1.2 Tujuan

1. Mengetahui perlakuan pascapanen komoditi kacang hijau berdasarkan survey di

    lokasi Tanah Merah, Lampung Selatan.

2. Mengetahui perlakuan pasca panen komoditi kacang hijau yang benar

     berdasarkan studi pustaka. 



II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Dalam   sebuah   studi   pada   berbagai   karakter   populasi   kacang   hijau kelompok kematangan kacang hijau yang berbeda menunjukkan kelompok yang paling cepat matang dengan jumlah polong/tanaman, tinggi tanaman dan biji/polong menjadi komponen produksi utama dimana dalam kelompok kematangan terakhir jumlah  polong/tanaman,  ruas/tanaman,  cabang  sekunder,  cabang  primer,  biji/ polong,  tinggi tanaman dan hari berbunga.  Selebihnya,  mereka pernah meneliti suatu  hubungan  negatif  diantara  berat  dan  hasil  100  galur.  Jumlah  polong / tanaman sebagai komponen hasil utama (Astanto, 2007).  Kriteria mutu biji kacang hijau yang baik adalah biji berukuran sebesar 65-70g / 1000 biji, tidak mengandung biji keras, kandungan protein (.30%), bentuk  biji  bundar,  dan  warna  biji  hijau  kusam.  Varietas  unggul  yang  sudah dilepas mempunyai kandungan protein berkisar antara 18−26% (S.H., 1993).

Produk kacang-kacangan sangat rentan terhadap jamur Aspergillus flavus (Tino , 2008). Peningkatan kandungan aflatoxin salah satunya terjadi pada saat penyimpanan di tingkat pedagang maupun retail (Balitkabi, 2005) karena tidak tertutup rapat dalam jangka waktu yang relatif lama. 


2.2  Cara Panen

Penentuan waktu dan cara panen menjadi sangat penting diperhatikan. Tanpa memperhatikan kedua hal tersebut maka hasil yang akan diperoleh tidak akan maksimal. Untuk itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penentuan waktu dan cara panen kacang hijau yang baik sebagai berikut: 

2.2.1.  Ciri dan umur panen

Penentuan panen sangat penting, agar tidak terlambat dan biji berceceran dilapangan. Umur tanaman kacang hijau untuk dapat dipanen tergantung dari varietasnya. Untuk varietas genjah sekitar 58 – 65 hari, sedangkan varietas berumur panjang sekitar 100 hari. Adapun ciri-ciri tanaman kacang hijau yang dapat dipanen adalah panen dilakukan bila polong telah kering dan mudah pecah, berwarna coklat sampai hitam, tergantung varietas yang ditanam, panen sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari, untuk menghindari pecahnya polong, sebelum di kupas,polong yang telah dipanen di jemur di lantai penjemuran, di saat cuaca panas, pada waktu penjemuran usahakan supaya varietas yang satu tidak tercampur dengan varietas yang lain, setelah kering, polong dikupas dengan cara memasukkan ke dalam karung lalu di tebah (dipukul-pukul), setelah terlepas dari polong, biji ditampi untuk memisahkan dari kulit dan kotoran lainnya, biji yang sudah bersih dijemur lagi sampai kering, kemudian baru disimpan ( I Made,2000).

2.2.2   Cara panen

Polong kacang hijau dipetik satu per satu dengan menggunakan tangan. Untuk varietas yang polongnya matang serempak, pemungutan hasil dapat dilakukan dengan pemotongan tangkai polong. Alat yang digunakan berupa pisau atau sabit yang tajam. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk menghindari pecah polong saat panen. Polong hasil panen dikumpulkan dan segera dimasukkan ke dalam tempat yang tidak berlubang (karung yang rapat anyamannya) (I Made,2000).

2.2.3.   Periode panen

Panen polong dari beberapa varietas kacang hijau masak serempak dapat dilakukan satu kali. Namun, untuk beberapa varietas lainnya, panen dilakukan antara 2 – 3 kali.

2.2.4.   Pascapanen

Adapun tahap pascapanen antara lain pembijian pemisahan biji dari polongnya,. Setelah pembijian, dilakukan pengeringan, penyimpanan, dan tahap terakhir pengemasan dan pemasaran.
- Pembijian

Biji kacang hijau sangat mudah lepas dari kulit polongnya bila kering. Oleh  karena kacang hijau dijemur terlebih dahulu hingga kulitnya kering. Polong dengan kulit kering tersebut kemudian dimasukin kedalam karung goni lalu dipukul-pukul dengan kayu/bamboo hingga polong pecah. Biji kemudian dipisahkandengancaraditampi.

-Pengeringan.

Biji yang telah bersih dikeringkan dengan cara dijemur atau melalui alat pengering (dryer) bila tersedia.Ciri biji yang telah kering kadar airnya antara 10-12%. Semakin kering biji, akan semakin baik sebab lebih tahan disimpan.


-
Penyimpanan.
Wadah yang berisi kacang hijau disimpan diruangan yang sejuk (90C), kering,bersih dan bersirkulasi udara baik. Wadah penyimpanan sebaiknya tidak terbuat dari plastik sebab biji akan lembab dan mudah rusak, sebaiknya wadah berupa karung goni atau karung bekas terigu.Daya tahan kacang hijau berbeda-beda, Biji dapat bertahan dengan kualitas tetap baik selama 1 tahun itu tergantung carapenyimpanannya.

-Pengemasan.
Biji-biji kacang hijau harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki. Tujuannya agar tidak menurunkan kualitas kacang hijau. Tindakan ini juga sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Setelah biji bersih dari kotoran, dilakukan pengemasan sesuai tujuan pasar. Umumnya, kemasan yang digunakan di pasar berupa plastic yang transparan atau bening sehingga dapat dilihat oleh pembeli.


-Pemasaran.
Pemasaran kacang hijau yang berlaku di masyarakat saat ini ada dua sistem. Pertama adalah sistem pasaran bebas, artinya petani bebas melakukan 
penjualan kapan saja. Sistem yang kedua adalah sistem kontrak beli, artinya produsen dan pembeli sudah melakukan perjanjian jual-beli sebelum kacang hijau ditanam. Sistem kedua ini lebih menguntungkan kedua belah pihak sebab terdapat kepastian produksi dan harga ( I Made,2000).

 2.3    Rantai Pemasaran

 2.3.1.   Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Saluran pemasaran antara satu bagian dengan bagian lainnya dari suatu organisasi adalah satu kesatuan yang saling tergantung, yang nantinya akan memperlancar arus produk dan jasa kepada konsumen. Konsumen memberi balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa margin pemasaran. Dalam pemasaran terdapat pelaku-pelaku pemasaran yang terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung dengan melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran. Lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir hingga mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya (Harjadi dan Sri Setyani,1998).

Lembaga pemasaran dapat dibedakan berdasarkan tahap dalam proses pemasaran,sebagai berikut:

1.Pedagang pengumpul, adalah pedagang yang membeli hasil-hasil pertanian dari petani produsen,kemudian hasil tersebut akan dikumpulkan dan dijual kepedagang yang lainnya.

2.Pedagang besar, pedagang ini membeli hasil pertanian dari pedagang pengumpul kemudian barang tersebut dijual kembali pada pedagang yang lain.

3.Pedagang pengecer, mereka adalah orang-orang yang secara langsung menjual atau mengecerkan hasil pertanian dan produk pertanian kepada konsumen.

4.Pedlar adalah pedagang pengecer keliling (Mutiarawati Tino, 2008).

2.3.2 Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah jasa-jasa atau kegiatan-kegiatan dan tindakan yang diberikan dalam proses pengaliran barang dari tangan produsen sampai tangan konsumen. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan mempermudahkan dan mempercepat proses penyampaian barang atau jasa-jasa. Terdapat tiga fungsi menurut (Kohls,1968) yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran (exchange function), terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi penjualan bertujuan untuk mencari pembelian suatu barang dengan motif keuntungan. Fungsi pembelian bertujuan untuk mencari penjualan atau sumber penawaran barang guna menjamin kontinuitas persediaan barang.

Fungsi fisik (fhysic function),fungsi ini terdiri dari fungsi pengangkutan,penyimpanan dan pengolahan. Fungsi pengangkutan adalah suatu kegitan yang ditunjukan untuk menggerakan barang-barang dari tempat produksi sampai dibutuhkan konsumen. fungsi pengolahan meliputi transformasi dari suatu barang ke suatu bentuk yang mempunyai nilai guna yang lebih besar. Fungsi penyimpanan bertujuan untuk memperlakukan benda secara fisik guna menjamin tersedianya barang yang bersangkutan pada waktu dan tempat yang dibutuhkan.

Fungsi fasilitas(facilitating function),merupakan fungsi yang bertujuan untuk menyediakan dan memberikan jasa-jasa atau fasilitas guna memperlancar jalannya fungsi pertukaran. Terdiri dari standardisasi, penanggungan resiko dan pembiayaan. Fungsi standardisasi,proses penentuan standarisasi seperti warna,rupa,kadar kimia dan sebagainya. Fungsi penanggungan resiko,bertujuan untuk mempelajari segala bentuk resiko yang terjadi selama pengaliran barang dari produsen ke konsumen. fungsi pembiayaan,bertujuan untuk mencari atau mengurus dana baik yang berupa uang tunai maupun kredit (Balitkabi,2005).

2.3.3.   Harga

Harga (Price) adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran (Marketing Mix) yang mempunyai peranan penting bahkan sangat menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemasaran. Tanpa penetapan harga, seorang pemasar mungkin tidak dapat menawarkan produknya kepada calon pelanggan. Dengan adanya harga, seorang pemasar dapat mernproyeksikan beberapa tingkat penjualan yang akan dicapai dan beberapa profit yang akan diperoleh­ (Soeprapto,1993).

2.3.4.  Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pergerakan barang dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Besar kecilnya biaya pemasaran untuk hasil pertanian tergantung pada besar kecilnya kegiatan lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses pergerakan barang itu. Meningkatnya biaya-biaya tataniaga belum tentu suatu pertanda bahwa pemasaran dari barang yang diperdagangkan tidak efisien. Jika meningkatnya biaya-biaya yang diikuti meningkatnya kepuasan konsumen maka pemasaran barang itu tetap efisien. Akan tetapi jika meningkatnya biaya-biaya pemasaran tidak diikuti meningkatnya kepuasan konsumen maka pemasaran barang itu tidak efisien (Gembong Tjisrosoepomo, 2004).


III. HASIL SURVEY

 

Survey yang dilakukan oleh kelompok 2 dilakukan pada tanggal 12 November 2017 dari jam 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.  Lokasi survey berada di Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Survey dilakukan dengan metode wawancara.

3.1.  Profil Petani

 Profil usaha pertanian yang dilakukan berdasarkan survey meliputi:

nama Petani                 : Suwono

usaha pertanian           : kacang hijau

lokasi usaha                 : Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung     Selatan.

kondisi lingkungan      : beriklim tropis, bersuhu 27-32 C.

luas lahan                     :300m2.



                                           Gambar 1. Foto Lahan Pertanian Milik Pak Suwono


                                                Gambar 2. Foto Bersama Petani Kacang Hijau


3.2.  Pascapanen

3.2.1.  Umur Panen

Kacang hijau dengan varietas local biasanya memiliki umur panen 50-60 hari. Ciri-ciri kacang hijau yang telah panen memiliki kulit berwarna kecoklatan. 

3.2.2.  Mutu Komoditas Kacang Hijau

No

Komponen Teknologi

Uraian

I

Agroekosistem Sasaran

Lahan Kering

II

Teknis Pelaksanaan

Waktu Tanam

 

12 September- 12 November 2017

 

Lokasi

Di Jalan Sebabalau, Tanah Merah

 

Penyiapan Lahan

Pengolahan tanah secara optimal yaitu tanah diolah dengan sempurna

 

Varietas

Perkutut, Walet, Vima-1 dan varietas lokal

 

Benih

25 - 30 kg/ha

 

Pemberian Bahan Organik

Dilakukan 15 hari sebelum tanam, Cara pemberiannya disebar merata di atas permukaan tanah. Dosis pemberiannya 15 ton/ha

 

Penanaman

Tanam dengan sistem tugal dengan 2-3 biji/lubang dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah.

 

Pemupukan

pupuk an organik (Urea, SP-36, KCl) dengan perbandingan 45 : 90 : 50 Kg/ha

 

Pengendalian Hama Penyakit

Penyemprotan dilakukan apabila populasi mencapai ambang kendali insektisida dosis disesuaikan dengan petunjuk.

Pengendalian penyakit : penyemprotan apabila intensitas penularan mencapai 30% fungisida alternatif Dithane M-45, Baniate dan Beylevon.

















Pengendalian Gulma

Gulma dikendalikan dua kali secara manual yaitu pada umur 21 dan 35 hari setelah tanam (hst) melalui kegiatan penyiangan dan pembubunan.

Panen

Bila 95% polong telah berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan atau hitam.






Tabel 1. Komponen yang digunakan dalam vistor plot kacang hijau

 

Pemetikan

 

     Pengelupasan Kulit

 

                Pengemasan

 

Pengeringan

 

                Pendistribusian

 

Penyortiran

 

Pengeringan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                      Gambar 3. Tahapan pascapanen komoditi kacang hijau


3.2.2.  Cara Panen Kacang Hijau

 Cara pemanenan kacang hijau adalah sebagai berikut:

1.      Panen dilakukan apabila kulit kacang hijau telah berwarna kecoklatan

2.      Panen dilakukan pada pagi hari agar kulit kacang hijau tidak pecah

3.      Sebelum pengupasan, dilakukan pengeringan

4.      Setelah dikeringkan polong kacang hijau dimasukkan ke dalam karung lalu ditebah

5.      Setelah butir kacang hijau terlepas dari polong, biji kacang hijau ditampi untuk memisahkan dari kulit dan kotorannya

6.      Biji yang sudah bersih dijemur kembali

7.      Dikemas dengan menggunakan plastic

8.      Dijual ke Pasar Way Dadi.

 

3.3.  Rantai Pemasaran

Saluran pemasaran kacang hijau adalah sebagai berikut:

1.      Petani              Konsumen

2.      Petani              Pedagang Besar            Eceran            Konsumen

Rantai pemasarannya adalah sebagai berikut :

Dalam bagan alur pemasaran komoditas kacang tanah di Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, terlihat bahwa terdapat saluran-saluran dari petani sampai ketangan konsumen. Saluran yang terpanjang adalah dari  Petani ke Pedagang Besar ke Eceran ke Konsumen. Saluran yang terpendek adalah dari Petani ke Konsumen. Pak Suwono dalam pendistribusian kacang hijau menggunakan sepeda motor . Rata-rata jumlah kacang hijau yang didistribusikan 15 kg. Pengemasannya menguunakan plastic kemasan makanan. Beliau biasanya menjual kacang hijau langsung ke pedagang besar yang ada di Pasar Way Dadi, kemudian dari pedagang besar dijual kacang hijau ke pengecer. Setelah dari pengecer, kacang hijau sampai ditangan konsumen. Konsumen juga bisa membeli kacang hijau langsung dari Pak Suwono atau bisa juga melalui pedagang besar.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

 4.1.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil survey di lokasi di Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, komoditi kacang hijau dipanen pada umur 50-60 hari. Perlakuan pascapanen yang dilakukan antara lain pemetikan, pengeringan, pengelupasan kulit, penyortiran, pengeringan kembali, pengemasan dan pendistribusian.

2.  Berdasarkan hasil studi pustaka, komoditi kacang hijau dipanen pada umur 58-65 hari. Perlakuan pascapanen yang dilakukan atara lain pembijian, pengeringan, penyimpanan, pengemasan dan pemasaran.

4.2. Saran

Perlakuan pascapanen komoditi kacang hijau di Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan sudah efektif. Sebaiknya dilakukan upaya peningkatan nilai jual kacang hijau dengan kegiatan penggilingan melalui grainmiller dan kegiatn pengolahan hasil berupa pembuatan bubur kacang hijau dan olahan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA


Astanto ,Kasno. 2007. Kacang Hijau Alternatif yang Menguntungkan Ditanam di Lahan Kering.        Tabloid Sinar Tani, 23 Mei 2007. Jakarta.

Balitkabi. 2005. Teknologi Produksi Kacang-kacangan dan umbi-umbian. Malang.

Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.

I Made MS. 2000. Teknik Produksi Benih Kacang Hijau. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar. Bali.

S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya . Jakarta.

Tino, Mutiarawati. 2008. Kacang Hijau .Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.

Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenceran Larutan

  PENGENCERAN LARUTAN   (Laporan Praktikum Kimia Analitik)       Oleh Cindy Sannia Wulandari 1614051011 Kelompok 2       JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 I.PENDAHULUAN     1.1    Latar Belakang Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya (Brady,2000). Jika suatu larutan senyawa ki

Laporan Praktikum Kimia Analitik : Pengenalan Keakuratan Alat-Alat Gelas Laboratorium (Glassware) Sebagai Pengukur Volume Larutan Dan Teknik Penggunaan Labu Ukur Dan Buret

  PENGENALAN KEAKURATAN ALAT-ALAT GELAS LABORATORIUM (GLASSWARE) SEBAGAI PENGUKUR VOLUME LARUTAN DAN TEKNIK PENGGUNAAN LABU UKUR DAN BURET (Laporan Praktikum Kimia Analitik)   Oleh Cindy Sannia Wulandari 1614051011 Kelompok 2     LABORATORIUM PENGUJIAN MUTU HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 I. PENDAHULUAN       A.    Latar Belakang Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999).   Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik praktikan serta jiwa kerjasa

Makalah Gandum dan Sorgum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara agraris. Berbagai macam tanaman bisa tumbuh subur di tanah Indonesia . Seperti  serealia dan kacang- kacangan. Serealia merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai bahan makanan pokok masing- masing, sehingga banyak bermunculan tanaman serealia di tanah Indonesia (kadarisman,1994). Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman padi-padian/rumput-rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati. Pembudidayaan semua serealia adalah sama. Semua adalah tanaman semusim; yang berarti satu kali tanam, satu kali panen dan tumbuh baik di daerah beriklim sedang. Biji-bijian serealia terbagi menjadi 2 kelas tergantung apakah sekamnya tetap tinggal pada biji sewaktu ditumbuk. Gandum, rye dan jagung cenderung kehilangan sekamnya selama penumbukan dan merupakan kariopsis telanjang, sedangkan padi, oat, dan barley merupakan k