KACANG HIJAU
(Makalah Fisiologi Pasca Panen)
Oleh
Cindy Sannia Wulandari
Annisa Rodhiyaturrizki (1614051027)
Voibe Oktafiana Uly Pardede (1654051011)
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang hijau dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Oleh karena itu kacang hijau penting dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.Selain itu kacang hijau berperan besar sebagai bahan indutri minyak, mentega, kue, susu dan lainnya yang menggunakan kacang hijau. Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan (Balitkabi, 2005).
Tanaman kacang hijau masih kurang mendapatkan perhatian meskipun mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan yang lain, kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis, seperti: lebih tahan kekeringan, serangan hama penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55 – 60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya yang mudah. Dengan demikian kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan (I Made, 2000).
Produk kacang-kacangan sangat rentan terhadap jamur Aspergillus flavus. Kandungan aflatoxin pada produk kacang-kacangan rata-rata di atas 1.000 ppb, padahal yang diperbolehkan BPPOM maksimal 20 ppb (Tino , 2008). Peningkatan kandungan aflatoxin salah satunya terjadi pada saat penyimpanan di tingkat pedagang maupun retail (Balitkabi,2005). karena tidak tertutup rapat dalam jangka waktu yang relatif lama.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
perlakuan pascapanen komoditi kacang hijau berdasarkan survey di
lokasi Tanah Merah, Lampung Selatan.
2. Mengetahui
perlakuan pasca panen komoditi kacang hijau yang benar
berdasarkan studi pustaka.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kacang Hijau (Vigna
radiata L.)
Dalam sebuah studi pada berbagai karakter populasi kacang hijau kelompok kematangan kacang hijau yang berbeda menunjukkan kelompok yang paling cepat matang dengan jumlah polong/tanaman, tinggi tanaman dan biji/polong menjadi komponen produksi utama dimana dalam kelompok kematangan terakhir jumlah polong/tanaman, ruas/tanaman, cabang sekunder, cabang primer, biji/ polong, tinggi tanaman dan hari berbunga. Selebihnya, mereka pernah meneliti suatu hubungan negatif diantara berat dan hasil 100 galur. Jumlah polong / tanaman sebagai komponen hasil utama (Astanto, 2007). Kriteria mutu biji kacang hijau yang baik adalah biji berukuran sebesar 65-70g / 1000 biji, tidak mengandung biji keras, kandungan protein (.30%), bentuk biji bundar, dan warna biji hijau kusam. Varietas unggul yang sudah dilepas mempunyai kandungan protein berkisar antara 18−26% (S.H., 1993).
Produk kacang-kacangan sangat rentan terhadap jamur Aspergillus flavus (Tino , 2008). Peningkatan kandungan aflatoxin salah satunya terjadi pada saat penyimpanan di tingkat pedagang maupun retail (Balitkabi, 2005) karena tidak tertutup rapat dalam jangka waktu yang relatif lama.
2.2 Cara Panen
Penentuan waktu dan cara panen menjadi sangat penting diperhatikan. Tanpa memperhatikan kedua hal tersebut maka hasil yang akan diperoleh tidak akan maksimal. Untuk itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penentuan waktu dan cara panen kacang hijau yang baik sebagai berikut:
2.2.1. Ciri dan umur panen
Penentuan panen sangat penting, agar tidak terlambat dan biji berceceran dilapangan. Umur tanaman kacang hijau untuk dapat dipanen tergantung dari varietasnya. Untuk varietas genjah sekitar 58 – 65 hari, sedangkan varietas berumur panjang sekitar 100 hari. Adapun ciri-ciri tanaman kacang hijau yang dapat dipanen adalah panen dilakukan bila polong telah kering dan mudah pecah, berwarna coklat sampai hitam, tergantung varietas yang ditanam, panen sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari, untuk menghindari pecahnya polong, sebelum di kupas,polong yang telah dipanen di jemur di lantai penjemuran, di saat cuaca panas, pada waktu penjemuran usahakan supaya varietas yang satu tidak tercampur dengan varietas yang lain, setelah kering, polong dikupas dengan cara memasukkan ke dalam karung lalu di tebah (dipukul-pukul), setelah terlepas dari polong, biji ditampi untuk memisahkan dari kulit dan kotoran lainnya, biji yang sudah bersih dijemur lagi sampai kering, kemudian baru disimpan ( I Made,2000).
2.2.2 Cara panen
Polong kacang hijau dipetik satu per satu dengan menggunakan tangan. Untuk varietas yang polongnya matang serempak, pemungutan hasil dapat dilakukan dengan pemotongan tangkai polong. Alat yang digunakan berupa pisau atau sabit yang tajam. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk menghindari pecah polong saat panen. Polong hasil panen dikumpulkan dan segera dimasukkan ke dalam tempat yang tidak berlubang (karung yang rapat anyamannya) (I Made,2000).
2.2.3. Periode panen
Panen polong dari beberapa varietas kacang hijau masak serempak dapat dilakukan satu kali. Namun, untuk beberapa varietas lainnya, panen dilakukan antara 2 – 3 kali.
2.2.4. Pascapanen
Adapun tahap pascapanen
antara lain pembijian pemisahan biji dari polongnya,. Setelah pembijian,
dilakukan pengeringan, penyimpanan, dan tahap terakhir pengemasan dan
pemasaran.
- Pembijian
Biji kacang hijau sangat mudah lepas dari kulit polongnya bila kering. Oleh karena kacang hijau dijemur terlebih dahulu hingga kulitnya kering. Polong dengan kulit kering tersebut kemudian dimasukin kedalam karung goni lalu dipukul-pukul dengan kayu/bamboo hingga polong pecah. Biji kemudian dipisahkandengancaraditampi.
-Pengeringan.
Biji yang telah bersih dikeringkan dengan cara dijemur atau melalui alat pengering (dryer) bila tersedia.Ciri biji yang telah kering kadar airnya antara 10-12%. Semakin kering biji, akan semakin baik sebab lebih tahan disimpan.
-Penyimpanan.
Wadah yang berisi kacang hijau disimpan diruangan yang
sejuk (90C), kering,bersih dan bersirkulasi udara baik. Wadah penyimpanan
sebaiknya tidak terbuat dari plastik sebab biji akan lembab dan mudah rusak,
sebaiknya wadah berupa karung goni atau karung bekas terigu.Daya tahan kacang
hijau berbeda-beda, Biji dapat bertahan dengan kualitas tetap baik selama 1
tahun itu tergantung carapenyimpanannya.
-Pengemasan.
Biji-biji kacang hijau harus dipisahkan dari kotoran
atau apa saja yang tidak dikehendaki. Tujuannya agar tidak menurunkan kualitas
kacang hijau. Tindakan ini juga sangat bermanfaat untuk menghindari atau
menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Setelah biji bersih
dari kotoran, dilakukan pengemasan sesuai tujuan pasar. Umumnya, kemasan yang
digunakan di pasar
berupa plastic yang transparan atau bening sehingga
dapat dilihat oleh pembeli.
-Pemasaran.
Pemasaran kacang hijau yang berlaku di masyarakat saat
ini ada dua sistem. Pertama adalah sistem pasaran bebas, artinya petani bebas
melakukan penjualan kapan saja.
Sistem yang kedua adalah sistem kontrak beli, artinya produsen dan pembeli
sudah melakukan perjanjian jual-beli sebelum kacang hijau ditanam. Sistem kedua
ini lebih menguntungkan kedua belah pihak sebab terdapat kepastian produksi dan
harga ( I Made,2000).
2.3 Rantai Pemasaran
2.3.1. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Saluran pemasaran antara satu bagian dengan bagian lainnya dari suatu organisasi adalah satu kesatuan yang saling tergantung, yang nantinya akan memperlancar arus produk dan jasa kepada konsumen. Konsumen memberi balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa margin pemasaran. Dalam pemasaran terdapat pelaku-pelaku pemasaran yang terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung dengan melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran. Lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir hingga mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya (Harjadi dan Sri Setyani,1998).
Lembaga pemasaran dapat
dibedakan berdasarkan tahap dalam proses pemasaran,sebagai berikut:
1.Pedagang pengumpul,
adalah pedagang yang membeli hasil-hasil pertanian dari petani
produsen,kemudian hasil tersebut akan dikumpulkan dan dijual kepedagang yang
lainnya.
2.Pedagang besar, pedagang
ini membeli hasil pertanian dari pedagang pengumpul kemudian barang tersebut
dijual kembali pada pedagang yang lain.
3.Pedagang pengecer,
mereka adalah orang-orang yang secara langsung menjual atau mengecerkan hasil
pertanian dan produk pertanian kepada konsumen.
4.Pedlar adalah pedagang
pengecer keliling (Mutiarawati Tino, 2008).
2.3.2 Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah jasa-jasa atau kegiatan-kegiatan dan tindakan yang diberikan dalam proses pengaliran barang dari tangan produsen sampai tangan konsumen. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan mempermudahkan dan mempercepat proses penyampaian barang atau jasa-jasa. Terdapat tiga fungsi menurut (Kohls,1968) yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran (exchange function), terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi penjualan bertujuan untuk mencari pembelian suatu barang dengan motif keuntungan. Fungsi pembelian bertujuan untuk mencari penjualan atau sumber penawaran barang guna menjamin kontinuitas persediaan barang.
Fungsi fisik (fhysic function),fungsi ini terdiri dari fungsi pengangkutan,penyimpanan dan pengolahan. Fungsi pengangkutan adalah suatu kegitan yang ditunjukan untuk menggerakan barang-barang dari tempat produksi sampai dibutuhkan konsumen. fungsi pengolahan meliputi transformasi dari suatu barang ke suatu bentuk yang mempunyai nilai guna yang lebih besar. Fungsi penyimpanan bertujuan untuk memperlakukan benda secara fisik guna menjamin tersedianya barang yang bersangkutan pada waktu dan tempat yang dibutuhkan.
Fungsi fasilitas(facilitating function),merupakan fungsi yang bertujuan untuk menyediakan dan memberikan jasa-jasa atau fasilitas guna memperlancar jalannya fungsi pertukaran. Terdiri dari standardisasi, penanggungan resiko dan pembiayaan. Fungsi standardisasi,proses penentuan standarisasi seperti warna,rupa,kadar kimia dan sebagainya. Fungsi penanggungan resiko,bertujuan untuk mempelajari segala bentuk resiko yang terjadi selama pengaliran barang dari produsen ke konsumen. fungsi pembiayaan,bertujuan untuk mencari atau mengurus dana baik yang berupa uang tunai maupun kredit (Balitkabi,2005).
Harga (Price) adalah salah
satu unsur dalam bauran pemasaran (Marketing Mix) yang mempunyai peranan
penting bahkan sangat menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemasaran. Tanpa
penetapan harga, seorang pemasar mungkin tidak dapat menawarkan produknya
kepada calon pelanggan. Dengan adanya harga, seorang pemasar dapat
mernproyeksikan beberapa tingkat penjualan yang akan dicapai dan beberapa
profit yang akan diperoleh (Soeprapto,1993).
2.3.4. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pergerakan barang dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Besar kecilnya biaya pemasaran untuk hasil pertanian tergantung pada besar kecilnya kegiatan lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses pergerakan barang itu. Meningkatnya biaya-biaya tataniaga belum tentu suatu pertanda bahwa pemasaran dari barang yang diperdagangkan tidak efisien. Jika meningkatnya biaya-biaya yang diikuti meningkatnya kepuasan konsumen maka pemasaran barang itu tetap efisien. Akan tetapi jika meningkatnya biaya-biaya pemasaran tidak diikuti meningkatnya kepuasan konsumen maka pemasaran barang itu tidak efisien (Gembong Tjisrosoepomo, 2004).
III. HASIL SURVEY
Survey yang dilakukan oleh kelompok 2 dilakukan pada tanggal 12 November 2017 dari jam 14.00 WIB hingga 17.00 WIB. Lokasi survey berada di Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Survey dilakukan dengan metode wawancara.
3.1. Profil Petani
Profil usaha pertanian yang dilakukan berdasarkan survey meliputi:
nama Petani : Suwono
usaha pertanian : kacang hijau
lokasi usaha : Jalan
Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung
Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.
kondisi lingkungan : beriklim
tropis, bersuhu 27-32
luas lahan :300m2.
Gambar 1. Foto Lahan Pertanian Milik Pak Suwono
Gambar 2. Foto Bersama Petani Kacang Hijau
3.2. Pascapanen
3.2.1. Umur Panen
Kacang hijau dengan varietas local biasanya memiliki umur panen 50-60 hari. Ciri-ciri kacang hijau yang telah panen memiliki kulit berwarna kecoklatan.
3.2.2. Mutu Komoditas
Kacang Hijau
No |
Komponen
Teknologi |
Uraian |
I |
Agroekosistem
Sasaran |
Lahan
Kering |
II |
Teknis
Pelaksanaan Waktu
Tanam |
12
September- 12 November 2017 |
|
Lokasi |
Di Jalan
Sebabalau, Tanah Merah |
|
Penyiapan
Lahan |
Pengolahan
tanah secara optimal yaitu tanah diolah dengan sempurna |
|
Varietas |
Perkutut,
Walet, Vima-1 dan varietas lokal |
|
Benih |
25 - 30
kg/ha |
|
Pemberian
Bahan Organik |
Dilakukan
15 hari sebelum tanam, Cara pemberiannya disebar merata di atas permukaan tanah.
Dosis pemberiannya 15 ton/ha |
|
Penanaman |
Tanam
dengan sistem tugal dengan 2-3 biji/lubang dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm.
Lubang tanam ditutup dengan tanah. |
|
Pemupukan |
pupuk an
organik (Urea, SP-36, KCl) dengan perbandingan 45 : 90 : 50 Kg/ha |
|
Pengendalian
Hama Penyakit |
Penyemprotan
dilakukan apabila populasi mencapai ambang kendali insektisida dosis
disesuaikan dengan petunjuk. Pengendalian penyakit : penyemprotan apabila intensitas penularan mencapai 30% fungisida alternatif Dithane M-45, Baniate dan Beylevon. |
Pengendalian
Gulma |
Gulma
dikendalikan dua kali secara manual yaitu pada umur 21 dan 35 hari setelah
tanam (hst) melalui kegiatan penyiangan dan pembubunan. |
Panen |
Bila 95%
polong telah berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan atau hitam. |
Tabel 1. Komponen yang
digunakan dalam vistor plot kacang hijau
Pemetikan
Pengelupasan Kulit Pengemasan Pengeringan Pendistribusian Penyortiran Pengeringan
Gambar 3. Tahapan pascapanen komoditi kacang hijau
3.2.2. Cara Panen
Kacang Hijau
1.
Panen dilakukan apabila kulit kacang hijau telah berwarna
kecoklatan
2.
Panen dilakukan pada pagi hari agar kulit kacang hijau tidak
pecah
3.
Sebelum pengupasan, dilakukan pengeringan
4.
Setelah dikeringkan polong kacang hijau dimasukkan ke dalam
karung lalu ditebah
5.
Setelah butir kacang hijau terlepas dari polong, biji kacang
hijau ditampi untuk memisahkan dari kulit dan kotorannya
6.
Biji yang sudah bersih dijemur kembali
7.
Dikemas dengan menggunakan plastic
8.
Dijual ke Pasar Way Dadi.
3.3. Rantai Pemasaran
Saluran pemasaran kacang hijau adalah sebagai berikut:
1.
2.
Rantai pemasarannya adalah sebagai berikut :
Dalam bagan alur pemasaran komoditas
kacang tanah di Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, terlihat bahwa
terdapat saluran-saluran dari petani sampai ketangan konsumen. Saluran yang
terpanjang adalah dari Petani ke Pedagang Besar ke Eceran ke Konsumen. Saluran yang terpendek adalah dari Petani ke Konsumen. Pak Suwono dalam
pendistribusian kacang hijau menggunakan sepeda motor . Rata-rata jumlah kacang
hijau yang didistribusikan 15 kg. Pengemasannya menguunakan plastic kemasan
makanan. Beliau biasanya menjual kacang hijau langsung ke pedagang besar yang
ada di Pasar Way Dadi, kemudian dari pedagang besar dijual kacang hijau ke
pengecer. Setelah dari pengecer, kacang hijau sampai ditangan konsumen.
Konsumen juga bisa membeli kacang hijau langsung dari Pak Suwono atau bisa juga
melalui pedagang besar.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1 Berdasarkan hasil survey di lokasi di Jalan Sebabalau, Daerah
Tanah Merah, Tanjung Bintang,
Kabupaten Lampung Selatan, komoditi kacang hijau dipanen pada umur 50-60 hari.
Perlakuan pascapanen yang dilakukan antara lain pemetikan, pengeringan,
pengelupasan kulit, penyortiran, pengeringan kembali, pengemasan dan
pendistribusian.
2. Berdasarkan hasil studi pustaka, komoditi kacang hijau dipanen pada umur 58-65 hari. Perlakuan pascapanen yang dilakukan atara lain pembijian, pengeringan, penyimpanan, pengemasan dan pemasaran.
4.2. Saran
Perlakuan pascapanen komoditi kacang hijau di Jalan Sebabalau, Daerah Tanah Merah, Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan sudah efektif. Sebaiknya dilakukan upaya peningkatan nilai jual kacang hijau dengan kegiatan penggilingan melalui grainmiller dan kegiatn pengolahan hasil berupa pembuatan bubur kacang hijau dan olahan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Astanto ,Kasno. 2007. Kacang Hijau Alternatif yang Menguntungkan Ditanam di Lahan Kering. Tabloid Sinar Tani, 23 Mei 2007. Jakarta.
Balitkabi. 2005. Teknologi Produksi Kacang-kacangan dan umbi-umbian. Malang.
Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
I Made MS. 2000. Teknik Produksi Benih Kacang Hijau. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar. Bali.
S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya . Jakarta.
Tino, Mutiarawati. 2008. Kacang Hijau .Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar